Saturday, December 31, 2011

In Memoriam Bapak I Gusti Nyoman Djelada

By Harsa Wirottama


Di sela-sela kesibukan masing-masing yang luar biasa di akhir 2011, ternyata terkumpul juga wakil-wakil SMASTA 89 yang datang ke rumah duka salah seorang guru kita yang meninggal: Bapak I Gusti Nyoman Djelada.

Berikut kisahnya, beserta riwayat singkat almarhum. Galeri foto kami sertakan di akhir tulisan.



Jalanan benar-benar rusak berat. Beberapa teman menyarankan agar tidak melewati Desa Gadungan untuk menuju Banjar Apit Yeh, Gunung Salak, lokasi rumah duka. Jalan lewat Megati lebih disarankan, meskipun tidak bisa dibilang ringan. Kami akhirnya memilih alternatif kedua. Jalan memang lumayan bersahabat, tetapi kebingungan melanda kami kala melewati beberapa persimpangan jalan. Rumah penduduk sangat jarang, apalagi orang-orang. Sangat jarang kami melihat batang hidung orang di pinggir jalan. Tak heran kami berusaha untuk memutuskan lebih dulu lewat jalan mana, barulah bertanya kemudian setelah menemukan orang yang bisa ditanya. Bahkan pernah kami, setelah melewati persimpangan beberapa kilometer, ternyata telah salah jalan dan terpaksa berbalik. It's OK, no problem. Akhirnya kami sampai juga di lokasi tujuan.

Tuan rumah menyambut kami dengan ramah. Kebetulan suasana masih sepi, karena upacara baru akan dilangsungkan jauh hari ke depan. Kami diterima oleh istri almarhum, ibu Mekel, dan ketiga putera puteri beliau. Perbincangan berlangsung lancar mengingat sebagian besar dari kami yang hadir mengenal baik Bapak Djelada dan istrinya. Bahkan beberapa dari kami adalah teman sekolah Komang, anak ketiga beliau, dan Desak Ketut, puteri keempat. Juga beberapa kerabat di sana ternyata mengenal salah satu atau dua dari kita. Dari percakapan kami dengan keluarga almarhum, akhirnya kami mendapatkan kisah beliau semasa hidup maupun saat-saat menjelang tutup usia.


Bapak I Gusti Nyoman Djelada lahir di desa Apit Yeh pada tanggal 23 Desember 1939, dan meninggal dunia TEPAT DI HARI ULANG TAHUNNYA yang ke-72 (23 Desember 2011). Buat yang belum mengenal almarhum, atau yang sudah agak lupa, saya segarkan kembali ingatan teman-teman. Bapak Djelada dulu adalah pengajar Sosiologi/Antropologi di kelas 3. Jadi yang dulu merasa kelas Sosial mestinya tahu sosok beliau. Disamping itu, yang lebih bisa mengingatkan tentang almarhum adalah, saat kita SMA, beliau tinggal di Mess SMASTA tepat di sebelah timur warung Bu Teja!

Selama karirnya sebagai seorang pengajar, beliau hanya mengajar dua mata pelajaran: Akuntansi dan Sosiologi/Antropologi. Beliau menjadi pengajar SMA Negeri 1 Tabanan sejak tahun 1979, dan berakhir pada saat memasuki Masa Persiapan Pensiun (MPP) tahun 2000 karena bertugas sebagai kepala sekolah SMA 1 TP 45 Tabanan. Tugas terakhir inilah yang tetap disandang almarhum hingga akhir hayatnya.

Bapak Djelada meninggalkan seorang istri, tiga orang anak dan beberapa cucu (jumlah cucunya lupa ditanyakan!). Almarhum kita kenal sebagai pribadi yang tidak banyak bicara, tapi banyak tersenyum, dan bersahaja. Beliau meninggal hari Jumat 23 Desember 2011, pada saat dirawat di RS Tabanan karena mengalami muntah-muntah setelah berolah raga jalan kaki ke daerah Beringkit. Cukup singkat prosesnya, dan secara medis beliau dinyatakan terkena serangan jantung! Penderitaan yang singkat menjelang meninggal merupakan "cita-cita" beliau yang selalu diucapkannya dalam beberapa kesempatan.



Apa pun itu, kita telah kehilangan seseorang yang begitu penting bagi kita semua. Satu lagi pahlawan tanda jasa telah meninggalkan kita. Seorang pahlawan yang telah mengantarkan kita hingga seperti sekarang ini.

Selamat jalan Bapak Djelada, semoga Tuhan menerima Bapak di sisi-Nya.



Galeri Foto


3 comments:

  1. semoga beliau menyatu dengan sang pencipta........
    maaf tidak bisa ikut.... saya masih diluar pulau

    ReplyDelete
  2. Hoiii Pak Cofe. Kalau datang sebelum tanggal 6, bisa ikutan gabung lagi dengan teman-teman ke sana

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih infonya.....
      bwt pak guru Alm... smg tenang dan menyatu dgn yg maha kuasa,
      mohon maaf atas sgala kekhilafan saya selama kita berada di satu atap

      Delete