Monday, December 7, 2015

Tengkek Barong, Cekakak Jawa, Raja Udang yang Trengginas dan Cantik


Tengkek Barong, Cekakak Jawa, Raja Udang  yang Trengginas dan Cantik



Ia sebuah keindahan yang  telah datang dari masa lalu. Saya termasuk ke dalam generasi terakhir  yang ketika masih kanak-kanak bisa bermain di tanah lapang yang luas, di rerimbunan peta-petak sebelah rumah yang belum dibangun, yang berteriak minta uang kepada kapal terbang yang melintas jauh di langit. Dan hanya beberapa lemparan batu dari petak bermain,  terhampar sawah –sawah dengan kali-kali kecil irigasi. Disitulah saya kerap termangu melihat tampangnya  yang cantik. Paruhnya berwarna merah runcing panjang dan kerap terbuka.Kakinya juga merah. Perawakannya pendek tegap, bulunya berkilat dengan komposisi warna yang mencolok dengan dominasi biru pirus. Kepala, sebagian sayapnya; di bagian bawah, atau dalam istilah ornitologi disebut penutup sayap, berwarna  hitam kecoklatan.

Nama latinnya adalah halcyonus cyanoventris. Halyconus berarti  tenang.  Mungkin ini diambil dari gaya tongkongan burung ini  yang tenang dan anggun ketika hinggap di batang atau ranting pohon yang biasanya terletak dekat air, baik kali, sungai,kolam atau saluran irigasi. Sedangkan cyanoventris maknanya berperut  biru. Genus Halyconus  adalah salah satu dari 3 genus dari suku Alacideae atau burung raja udang.

Nama balinya adalah tengkek barong,  di Jawa kadang dipanggil tengkek atau cekakak. Inggrisnya adalah javan kingfisher dan dalam bahasa Indonesia lazim disebut cekakak jawa. Menurut Morten Strange burung yang tinggal di daerah pedesaan ini kuantitasnya sedang mengalami penurunan di Jawa namun masih mudah dilihat di pulau Bali.

Indonesia yang kaya keragaman hayati, menurut literatur, tercatat memiliki 23 spesies raja udang yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Lima di antaranya dapat ditemukan di Bali; common kingfisher (pekaka cit-cit), blue eared kingfisher (raja udang meninting), javan kingfisher (cekakak jawa), small blue kingfisher (raja udang biru), oriental dwarf king fisher (pekaka api), stork billed kingfisher (pekaka paruh pendek/kekar).  Seumur hidup, ataupun sepanjang trekking yang penulis lakukan sekarang sebagai pemandu wisata di Bali, hanya cekakak jawa yang kerap saya lihat. Rasanya saya pernah melihat  pekaka cit-cit. Sedang yang lainnya sayangnya belum pernah saya lihat di alam liar.
 pekaka cicit


 raja udang meninting

pekaka api




Cekakak tak penah  terbang terlalu tinggi, namun  ia bisa melesat dengan pesat. Dari tempatnya bertengger  bisa terbang cepat menuju pohon lain,menyambar serangga di udara,  atau terkadang terbang turun vertikal ke kali, kolam, parit, kemudian terbang kembali ke atas dengan mangsa berupa ikan kecil di paruhnya. Sungguh cepat dan trengginas. Sering juga ia menyergap serangga di atas padang rumput. Ketika terbang kita dapat melihat bintik-bintik putih di sayapnya.

Ia bertelur hingga 3-4 butir dan telur diperam di dalam sarangnya berupa terowongan dalam tanah.

Ketika masih kuliah dulu di tahun 90-an, saya bersua burung ini di pasar burung Yogakarta. Tentunya ini adalah pertemuan yang menyedihkan. Walaupun ukurannya sedang saja, mencapai 25 sentimeter seekor cekakak jawa yang biasa terbang bebas lepas di alam liar, yang mampu terbang cepat dan menukik untuk menangkap ikan tentunya merasa tersiksa berada dikandang sempit dan hanya diberi makan jangkrik.  Walau tak lazim, di Indonesia ternyata ada penggemar burung  yang berusaha untuk memeliharanya dalam sangkar. Dan kata penjualnya kebanyakan memang tak bisa hidup lama kalau dipelihara.

Alam terkembang menjadi guru kata orang Minang. Raja udang bisa berarti lebih bagi yang mau belajar dan menghargai alam. Bangsa Jepang meniru bentuk paruh raja udang untuk mendapatkan bentuk aerodinamis terbaik bagi kepala lokomotif kereta api cepatnya, shinkansen.
Burung ini adalah juga sebuah penanda apakah sebuah daerah airnya tercemar atau tidak, sebab ia tidak dapat  tinggal di seputaran air yang kualitasnya buruk.


Semoga saya selalu dapat bersua dengan si tengkek barong, ketika trekking, bersepeda di pedesaan, menyusuri sungai, bukan di pasar. Ia selalu saya rindukan walau ia tak pernah rindu pada saya : )
==
Bahan bacaan:
- A photographic Guide to the Birds of Indonesia, text and photo by Morten Strange, Periplus Edition , 2001.
-Birds of Southeast Asia, Craig Robson, Princeton Filed Guides, 2005
-Wikipedia Inggris, Prancis, Indonesia’
-Berbagai sumber.

'''
Guntur Suyasa
Banjar Seseh,  Desember 2015

Read More......

Thursday, July 24, 2014

Kodok Mengharap Seorang Raja




Sejumlah Kodok hidup bahagia di sebuah kolam rawa yang cocok buat habitat mereka; mereka asyik berkecipak dalam air tanpa hirau akan siapapun dan tak seorang pun mengganggu mereka. Tapi sebagian diantara mereka merasa bahwa hal ini tidak benar, mereka harus memiliki seorang raja dan undang-undang yang patut, oleh karena itu mereka memutuskan untuk mengirim petisi kepada Yupiter untuk memberi apa yang mereka dambakan.”Yupiter yang Agung, “teriak mereka, “kirimkankanlah kepada kami seorang raja yang akan memerintah kami dan membuat kami tertib!”Yupiter tertawa mendengar mereka mengorek, kemudian melempar sebuah Balok kayu besar, yang terjun jatuh di tengah rawa-rawa. “Byuuur!”  Demi mendengar kegaduhan itu, para Kodok yang ketakutan berenang ketepian untuk menyelamatkan diri. Mereka memandangi monster mengerikan itu dari kejauhan. Tapi setelah beberapa lama, mereka melihat bahwa ia tak bergerak , lalu satu dua ekor yang paling berani diantara mereka mendekati sang Balok, bahkan kemudian berani menjamahnya. Sang Balok tetap tak bergerak. Jawara Kodok yang terkuat meloncat ke atas sang Balok lalu menari naik turun,  semua Kodok segera ikut naik dan melakukan hal yang sama. Dan selanjutnya untuk beberapa lama mereka melanjutkan kehidupan sehari-hari mereka tanpa sedikitpun memperhatikan Raja Balok yang terapung di antara mereka. Tapi hal ini tidak memuaskan hati mereka sehingga mereka mengirim sebuah petisi baru kepada Yupiter dan berkata kepadanya,”Kami ingin seorang raja sejati; seorang yang benar-benar menguasai kami. “ Kali ini permintaan mereka membuat Yupiter marah , lalu ia mengirimkan seekor burung Bangau besar untuk mereka. Dengan segera, ia memangsa mereka satu persatu. Ketika para Kodok meratap semuanya telah terlambat.

Better no rule than the cruel one

Dongeng Aesop Yunani-Romawi
Disadur Guntur. Suyasa dari  http://en.wikisource.org/wiki/The_Frogs_Asking_for_a_King
 

Read More......

Saturday, July 19, 2014

Kupu Kupu Barong; Papilio Memnon yang Anggun


Suatu hari,  aku, Tzu, bermimpi jadi kupu-kupu yang terbang kian kemari. Serasa benar-benar menjadi kupu-kupu. Aku hanya menyadari kebahagiaanku sebagai kupu-kupu, tak ingat bahwa aku adalah Tzu. Tiba-tiba aku terjaga, dan beginilah adanya, menjadi Tzu. Sekarang aku tidak tahu apakah  aku seorang manusia yang pernah bermimpi menjadi kupu-kupu ataukah aku seekor kupu-kupu yang sedang bermimpi jadi manusia…“
Mimpi Chuang Tzu, Parabel Tao


 Memnon si Hitam Besar

Nama latinnya adalah Papilio Memnon. Menurut epos Iliad, Memnon adalah nama dari seorang raja Ethiopia berkulit hitam legam, yang berperang di pihak Troya sebagi sekutu ketika negeri ini diserang oleh tentara Yunani.. Keperkasaanya membuat pejuang-pejuang Yunani gentar dan sempat terdesak lintang pukang, namun akhirnya ia gugur di tangan Achiles, sang pahlawan Yunani. Kupu-kupu ini dinamai Great Mormon dalam bahasa Inggris, kupu kupu Pastur dalam bahasa  Indonesia, dan disebut kupu-kupu barong di Bali. Dan semua nama di atas merujuk dua hal yakni ia memiliki warna dasar hitam dan berukuran besar.
Untuk mengidentifikasi kupu-kupu pertama-tama yang dilakukan adalah melihat ukurannya. Kebetulan kupu ini berukuran XL,  bentangan sayapnya mencapai 12-15 cm.



Selain hitamnya,  rama-rama ini memiliki dimorfisme seksual yang nyata. Dimorfisme seksual berarti adanya perbedaan yang mencolok antara jantan dan betina dalam satu spesies. Kalau dalam bangsa kera besar, termasuk manusia, jantan jauh lebih berotot dari betina, maka papilio memnon betina memiliki variasi warna dan bentuk yang lebih banyak dari sang jantan. Yang jantan memiliki 4 bentuk sedang yang betina tercatat memiliki 26 bentuk yang dikenal.
yang hitam dengan variasi merah ini, salah satu kultivar papilio memnon jantan
copy right natürliches museum wien
fotografer: Thomas Neubauer
salah satu kultivar papilio memnon betina
copy right natürliches museum wien
fotografer: Thomas Neubauer
   




Deskripsi fisik  :
Sayap depan  papilio memnon berwarna hitam
Bagian bawah  sayap depan berwarna coklat gelap, pada pingir luar terdapat banyak garis garis coklat. Terdapat sebuah bintik merah dekat badan.
Sayap belakang papilio memnon berwarna hitam. Pinggirannya bergelombang. Bilah luar sayap memilki strip-strip biru.Bagian bawah sayap belakang coklat gelap. Bagian pinggir luar berwarna coklat dan memiliki dua untaian titik-titik hitam. Terdapat dua titik merah dekat badan.
Perbedaan seksual:
Warna dasar dari  betina adalah coklat. Sayap depan berwarna coklat muda dan memiliki banyak strip coklat. Ada sebuah titik kuning dekat badan. Sayap belakang coklat dan memiliki ekor. Dekat badan terdapat sebuah area putih besar dengan vena berwana coklat gelap. Di pinggirnya , terdapat seuntai titik-titik kuning. Di bagian pinggir tengah terdapat sebuah titik serupa bola mata berwarna hitam. Badan (abdomen) berwarna hitam. Thorax (perut) dan kepala berwarna hitam.


Agihan:
Papilio Memnon tersebar di Asia Selatan, Asia Tenggara, Jepang, Cina barat , selatan, Taiwan. Untuk di Indonesia terdapat di Sumatra , Jawa, Kalimantan, dan Sunda kecil (Bali dan Nusa Tenggara).


Papilio Memnon f. Achates yang bisa ditemukan di Indonesia
                                                                                                                                                       
Ulat Papilio Memnon di pohon Jeruk. Sumber gambar wikipedia

 
Agaknya tidak terlalu sulit untuk mengenali kupu-kupu ini karena ia besar dan ciri-ciri fisiknya yang khas.  Berbahagialah anda, jika masih bisa menikmati keindahannya di daerah anda. Saya, sayangnya, paling sering melihatnya di daerah saya di Bali saatberkungjung ke taman kupu kupu di Wanasari. Di alam bebas, terakhir saya menyaksikannya tiga bulan yang lalu di Gunung Kawi. Ia melayang sedang di atas bunga soka. Jadi pertanyaannya adalah apakah kita pernah melihat, atau akan bisa melihatnya lagi.

Untuk menopang kelestariannya ia memerlukan nektar bunga sebagai makanan dan keberadaan tanaman jeruk (citrus sp) sebagai inang.







Nb: tulisan ini akan secara berkala diedit dan ditambahi isinya..
===
Bahan bacaan:
1. ButterflyCorner.net
2.Wikipedia Indonesia dan Inggris
3.Butterflies of Bali by Victor Mason, illustrated by I Ketut Laksana,
4.Berbagai sumber  

Guntur Suyasa
Banjar Seseh, Culeg, 19072014

Les Petites Rainettes de Bali




Read More......